Tahukah Anda bahwa Kota Betel pernah menduduki posisi penting sebagai pusat peribadatan dan politik, seperti Yerusalem. Namun mengapa Betel ditinggalkan, bahkan di Perjanjian Baru kita tidak menemukan tempat ini disebut?
Mari simak Fakta Alkitab kali ini.
Lokasi Betel berada di sebelah utara Yerusalem, sekitar 16 kilometer dari kota tersebut. Kejadian 28:19 menuliskan bahwa Yakub yang menamai tempat itu Betel, sebab dulu tempat itu bernama Luz. Para ahli mengatakan bahwa Luz merupakan salah satu kerajaan kuno Kanaan.
Bethel terletak di daerah pegunungan Samaria, di jaman moderen ini lokasinya masuk di wilayah Tepi Barat, Palestina. Kota ini menjadi penting karena letaknya yang strategis di persimpangan jalan utama di Israel.
Nama "Betel" berasal dari bahasa Ibrani, di mana kata "Beth" (בֵּית) berarti "rumah" dan "El" (אֵל) merujuk kepada Allah. Jadi, secara harfiah, "Betel" dapat diartikan sebagai "Rumah Allah" atau "Tempat Allah hadir.”
Penggunaan istilah "Betel" pertama kali muncul dalam Alkitab, khususnya dalam Kitab Kejadian. Nama ini diberikan oleh patriark bangsa Israel, Abraham ketika ia membangun sebuah mezbah di suatu tempat yang kemudian disebut sebagai Betel. Dalam konteks ini, Betel bukanlah nama kota tetapi lebih pada pengertian tempat suci atau altar di mana Abraham beribadah kepada Allah (Kejadian 12:8).
Kemudian, nama Betel menjadi lebih signifikan dalam sejarah Israel saat Yakub, cucu Abraham, mendapat penglihatan tentang malaikat yang naik turun di tangga menuju sorga di tempat ini. Setelah pengalaman spiritual yang mendalam tersebut, Yakub menyebut tempat itu sebagai "Betel" dan mendirikan mezbah sebagai tanda perjumpaan rohaniahnya dengan Allah (Kejadian 28:10-22). Dalam konteks ini, Betel menjadi suatu tempat kudus di mana seseorang mengalami pertemuan dengan Allah.
Pada Zaman Kerajaan Terbagi terbagi 2, Betel menjadi pusat kontroversi ketika Raja Yerobeam I mendirikan tempat penyembahan berhala berupa dua lembu jantan dari emas, sebagai alternatif untuk mencegah orang-orang pergi ke Bait Suci di Yerusalem. Meskipun memiliki arti "Rumah Allah," saat Betel disalahgunakan oleh Yerobeam I lebih mencerminkan persaingan politik dan agama.
BACA JUGA:
Kehancuran Betel dinubuatkan oleh Nabi Amos yang hidup sekitar tahun 760–750 SM, dan juga oleh Nabi Hosea yang hidup sekitar tahun 750–725 SM. Baik Amos dan Hosea, mengecam penyembahan berhala dan ketidaktaatan bangsa Israel yang dilakukan di Bethel. Berikut adalah kutipan ayat Alkitab yang menunjukkan nubuat-nubuat tersebut:
1. Amos 3:14, " bahwa pada waktu Aku menghukum Israel karena perbuatan-perbuatannya yang jahat, Aku akan melakukan hukuman kepada mezbah-mezbah Betel, sehingga tanduk-tanduk mezbah itu dipatahkan dan jatuh ke tanah."
2. Hosea 10:15, "Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh karena dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel.” (Dalam terjemahan lain kata “kaum Israel” diterjemahkan sebagai “Betel.”)
Kutipan-kutipan ini mencerminkan nubuat-nubuat yang menggambarkan hukuman yang akan menimpa Betel akibat penyembahan berhala dan ketidaktaatan terhadap kehendak Tuhan. Para nabi menyampaikan pesan keras sebagai peringatan terhadap pengkhiatan Israel kepada Tuhan yang dilakukan di Bethel, dan menyebar keseluruh wilayah. Bahkan mereka kemudian menyimpan berhala-berhala tersebut di Bait Allah.
Pada tahun ke 18 pemerintahan Raja Yosia, setelah mendapat petunjuk dari Nabiah Hulda, ia memimpin reformasi atas bangsa Israel yang telah meninggalkan Tuhan dan melakukan berbagai kekejian dan penyembahan berhala.
Dalam rangka membersihkan dan menyucikan Bait Allah, Raja Yosia melakukan tindakan radikal. Semua berhala dan tempat-tempat penyembahan dihancurkannya hingga menjadi debu, termasuk Betel. Dalam Kitab 2 Raja-raja 23:15 dinyatakan, "Juga mezbah yang ada di Betel, bukit pengorbanan yang dibuat oleh Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa, mezbah dan bukit pengorbanan itupun dirobohkannya dan batu-batunya dipecahkannya, lalu ditumbuknya halus-halus menjadi abu, dan dibakarnyalah tiang berhala.”
Upaya Raja Yosia untuk membersihkan Bethel juga mencerminkan tekadnya untuk mengembalikan penyembahan yang benar dan menegakkan kepatuhan kepada Taurat. Tindakan ini adalah penggenapan nubuat-nubuat para nabi yang mengecam penyimpangan di Bethel.
Namun, setelah peristiwa ini, Bethel akhirnya kehilangan makna dan fungsinya sebagai tempat menyembah Tuhan. Seiring waktu, Betel hanya tinggal reruntuhan dan bahkan orang tidak lagi menyebutkan namanya.
Fakta Alkitab tentang Betel kali ini mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa perjumpaan kita dengan Allah dan pengalaman rohani yang luar biasa tidak akan ada maknanya ketika di tengah perjalanan kita meninggalkan Tuhan. Kehormatan dan anugerah Tuhan yang luar biasa, pada akhirnya hancur akibat dari ketidaktaatan dan pengkhianatan, terlebih saat kita tidak mau bertobat setelah berkali-kali mendapatkan peringatan dan teguran.
Jika hari ini kita hidup dalam kasih karunia Tuhan karena penebusan dari Yesus Kristus, mari kita jalani dalam takut akan Tuhan dan ketaatan sehingga kehidupan kita terus menjadi alat kemuliaan Tuhan. Betel menjadi pengingat bahwa pengalaman perjumpaan Tuhan bukanlah akhir, namun kita harus hidup dalam kebenaran firman Tuhan itu setiap hari. Tuhan memberkati.
Sumber : Berbagai Sumber / Puji Astuti